Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Kepala Sekolah Sebagai Administrator Dan Koordinator HBS


Kepala Sekolah Sebagai Administrator Dan Koordinator HBS


BAB II

KEPALA SEKOLAH SEBAGAI ADMINISTRATOR DAN SEBAGAI KOORDINATOR HUBUNGAN SEKOLAH DENGAN MASYARAKAT


A. Kepala Sekolah sebagai Administrator
1.      Kemampuan-kemampuan Kepala Sekolah Sebagai Administrator

Menurut Mulyasa (2011 : 107), “Kepala sekolah sebagai administrator memiliki hubungan yang sangat erat dengan berbagai aktivitas pengelolaan administrasi yang bersifat pencatatan, penyusunan dan pendokumenan seluruh program sekolah”.
Mulyasa mengemukakan kemampuan-kemampuan kepala sekolah terkait sebagai administrator dapat dijabarkan dalam tugas-tugas operasional berikut:
a        Kemampuan kurikulum
Kemampuan kurikulum harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi bimbingan konseling, adminstrasi kegiatan praktikum dan kelengkapan data administrasi kegiatan belajar mengajar.
b        Kemampuan mengelola administrasi peserta didik
Kemampuan mengelola administrasi peserta didik harus diwujudkan dalam penyusunan kelengkapan data administrasi peserta didik, penyusunan kelengkapan data administrasi kegiatan ekstrakurikuler dan penyusunan data admnistrasi hubungan sekolah dengan orang tua dan peserta didik.
c         Kemampuan mengelola administrasi personalia
Kemampuan mengelola administrasi personalia harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga guru serta pengembangan kelengkapan data administrasi tenaga kependidikan seperti pustakawan, pegawai tata usaha, penjaga sekolah dan teknisi.
d        Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana
Kemampuan mengelola administrasi sarana dan prasarana harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrasi gedung dan ruang, pengembangan kelengkapan data administrasi alat kantor (AMK), pengembangan kelengkapan data administrsi buku atau bahan pustaka, kelengkapan data administrsi alat laboratorium, serta pengembangan kelengkapan data administrsi alat bengkel dan workshop.
e         Kemampuan mengelola administrasi kearsipan
Kemampuan mengelola administrasi kearsipan harus diwujudkan dalam pengembangan kelengkapan data administrsi surat masuk, kelengkapan data administrsi surat keluar, pengembangan kelengkapan data administrsi surat keputusan, dan pengembangan kelengkapan data administrsi surat edaran.
f         Kemampuan mengelola administrasi keuangan
Kemampuan mengelola administrasi keuangan diwujuudkan dalam pengembangan administrasi keuangan rutin, pengembangan administrasi keuangan yang bersumber dari masyarakat dan orang tua peserta didik, serta  dari pemerintah diantaranya adalah dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS). Pengembangan proposal untuk mencari bantuan keuangan dan pengembangan propposal untuk mencari berbagai kemungkinan dalam mendapatkan bantuan keuangan dari berbagai pihak yang tidak mengikat.

2.      Peran Kepala Sekolah Sebagai Administrator
Adapun peran kepala sekolah sebagai administrator di sekolah adalah:
a         Membuat Perencanaan
Salah satu tugas utama dan pertama yang menjadi tanggung jawab kepala sekolah adalah membuat atau menyusun perencanaan. Perencanaan mencakup kegitan menentukan sasaran dan alat yang sesuai untuk mencapai tujuan. Perencanaan merupakan hasil dari kesepakatan dan pengertian diantra personel sekolah tentang apa yang harus dicapai oleh suatu organisasi.
Sehubungan dengan itu, Sergiovanni dalam Sagala (2008 : 47) mengemukakan “Plans are guides, approximations, goal post, and compass setting not irrevocable commitments or dicision commandement”. Hal ini menunjukkan perencanaan sekolah adalah tuntutan-tuntutan, taksiran, pos-pos tujuan, dan letak-letak pedoman yang telah jadi komitmen dan pernyataan keputusan yang tidak dapat ditarik kembali, yang diatur dan disepakati secara bersama-sama oleh kepala sekolah, berdasarkan periode waktu jangka pendek maupun jangka panjang.
Kepala sekolah menyusun rencana atau program tahunan hendaknya mencakup bidang-bidang seperti berikut:
1)      Program pengajaran
Program pengajaran meliputi kebutuhan tenaga guru sehubungan dengan kepindahan, pembagian tugas mengajar, pengadaan buku-buku  pelajaran, alat-alat pelajaran, dan alat peraga, pengadaan atau pengembangan laboratorium sekolah, pengadaan atau pengembangan perpustakaan sekolah, sistem penilaian hasil belajar, kegiatan-kegiatan kurikuler, dan lain-lain.
2)       Kesiswaan
Kesiswaan meliputi syarat-syarat dan prosedur penerimaan murid baru, pengelompokan siswa atau murid dan pembagian kelas, bimbingan atau konseling murid, pelayanan kesehatan murid (UKS), dan sebagainya.
3)       Kepegawaian
Kepegawaian meliputi penerimaan dan penempatan guru atau pegawai baru, pembagian tugas atau pekerjaan guru dan pegawai sekolah, usaha kesejahteraan guru dan pegawai sekolah, mutasi dan atau promosi guru dan pegawai sekolah, dan sebagainya.
4)      Keuangan
Keuangan mencakup pengadaan dan pengelolaan keuangan untuk berbagai kegiatan yang telah direncanakan.
5)      Perlengkapan
Perlengkapan meliputi perbaikan atau rehabilitasi gedung sekolah, penambahan ruang kelas, perbaikan atau pembuatan pagar pekarangan sekolah, perbaikan atau pembuatan lapangan olah raga, perbaikan atau pengadaan bangku murid, dan sebagainya.
Perlu diperhatikan oleh kepala sekolah, bahwa dalam membuat perencanaan tersebut, harus diperhitungkan dengan matang, selain itu perencanaan juga harus transparan dan dilakukan dengan musyawarah dengan pegawai, dewan guru dan atau komite sekolah.
b          Menyusun Organisasi
Penyusunan organisasi merupakan tanggungjawab kepala sekolah sebagai administrator pendidikan. Penyusunan organisasi dapat diartikan sebagai kemampuan pemimpin termasuk kepala sekolah dalam menentukan sasaran, pembagian pelaksanaan tugas dan tanggung jawab, menentukan personel pelaksana tugas, menentukan alat-alat yang diperlukan, pengalokasian waktu, mengalokasikan dan menggunakan dana, dan pemanfaatan sumber daya sekolah.
Sejalan dengan uraian diatas, kepala sekolah sebagai administrator pendidikan perlu menyusun organisasi sekolah yang dipimpinnya, dan melaksanakan pembagian tugas serta wewenangnya kepada guru-guru dan pegawai sekolah sesuai dengan struktur organisasi sekolah yang telah disusun dan disepakati bersama.
Untuk menyusun organisasi sekolah yang baik kepala sekolah perlu memperhatikan prinsip-prinsip berikut ini: (1) Mempunyai tujuan yang jelas, (2) Para anggota menerima dan memahami tujuan tersebut, (3) Adanya kesatuan arah sehingga dapat menimbulkan kesatuan tindakan, kesatuan pikiran,  dan sebagainya, (4) Adanya kesatuan perintah (unity of command), (5) Adanya jaminan keamanan dalam bekerja (security of tenure), (6) Adanya keseimbangan antara wewenang dan tanggung jawab seseorang di dalam organisasi itu, (7) Adanya pembagian tugas pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, keahlian, dan atau bakat masing-masing, (8) Struktur organisasi hendaknya disusun sesederhana mungkin, sesuai dengan kebutuhan koordinasi,  pengawasan, dan pengendalian, (9) Pola organisasi hendaknya permanen. Artinya, meskipun struktur organisasi dapat dan memang harus diubah sesuai dengan tuntutan perkembangan, fleksibilitas dalam penyesuaian itu jangan bersifat prinsip. oleh karena itu, pola dasar struktur organisasi perlu dibuat sedemikian rupa sehingga sedapat mungkin permanen, dan (10) Garis-garis kekuasaan dan tanggung jawab serta hierarki tata kerjanya jelas tergambar di dalam struktur atau bahan organisasi.
c        Bertindak Sebagai Koordinator dan Pengarah
Dengan adanya bermacam-macam tugas dan pekerjaan yang dilakukan setiap personal dalam struktur organisasi sekolah maka memerlukan adanya koordinasi dan pengarahan dari kepala sekolah. Adanya koordinasi dari kepala sekolah yang baik dapat menghindari dari adanya persaingan yang tidak sehat, baik antar personal maupun antar bagian yang ada dalam sekolahan tersebut.
Dengan adanya koordinator yang baik maka akan tercipta suasana kekeluargaan, saling tolong menolong dalam mengerjakan tugas, saling membantu untuk menggapai tujuan bersama, baik dalam hal pembelajaran dan administrasi. Dengan demikian, kualitas pendidikan di sekolah tersebut dapat ditingkatkan.
d        Melaksanakan Pengelolaan Kepegawaian
Kepala sekolah harus dapat melakukan pengelolaan kepegawaian, atau manajemen pegawai, yang meliputi: perencanaan pegawai, pengadaan pegawai, pembinaan dan pengembangan pegawai, promosi dan mutasi, pemberhentian pegawai, kompensasi, dan penilaian pegawai.
Perencanaan pegawai merupakan kegiatan untuk menentukan kebutuhan pegawai, baik secara kualitatif maupun kuantitatif untuk sekarang dan masa depan. Penyusunan rencana personalia yang baik dan tepat memerlukan informasi yang lengkap dan jelas tentang pekerjaan atau tugas yang harus dilakukan dalam organisasi. Oleh karena itu, sebelum menyusun rencana, perlu dilakukan analisis pekerjaan dan analisis jabatan untuk memperoleh deskripsi pekerjaan.
Pengadaan pegawai merupakan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan pegawai dalam suatu lembaga, baik jumlah maupun kualitasnya. Untuk mendapatkan pegawai yang sesuai dengan kebutuhan, perlu dilakukan kegiatan rekruitmen, yaitu usaha usaha untuk mencari dan mendapatkan calon-calon pegawai yang memenuhi syarat.
Selanjutnya diadakan pembinaan dan pengembangan pegawai-pegawai yang sudah direkrut. Hal ini sangat perlu dilakukan untuk memperbaiki, menjaga dan meningkatkat kinerja pegawai. Kegiatan ini tidak hanya menyangkut aspek kemampuan, tetapi juga menyangkut karier pegawai.
Setelah diperoleh dan ditentukan calon pegawai yang akan diterima, kegiatan yang selanjutnya adalah mengusahakan supaya calon tersebut menjadi anggota organisasi yang sah sehingga mempunyai hak dan kewajiban sebagai anggota organisasi atau lembaga. Setelah pengangkatan pegawai maka akan dilakukan penempatan atau penugasan kepada pegawai tersebut.
Pemberhentian pegawai adalah putusnya hubungan kerja sama antara pegawai tersebut dengan organisasi atau lembaga yang sebelumnya ia bekerja di sana. Sedangkan kompensasi adalah balas jasa yang diberikan organisasi kepada pegawai, yang dapat dinilai dengan uang dan mempunyai kecenderungan diberikan secara tetap. Pemberian kompensasi, selain dalam bentuk gaji, dapat berupa tunjangan, fasilitas perumahan, kendaraan dan lain sebagainya.
Kegiatan selanjutnya adalah evaluasi atau penilaian dari pelaksanaan fungsi-fungsi yang dikemukakan diatas. Penilaian tenaga kependidikan ini difokuskan pada prestasi individu dan peran sertanya dalam kegiatan sekolah. Penilaian ini tidak hanya penting bagi sekolah, tetapi juga bagi pegawai itu sendiri.
B.  Kepala Sekolah Sebagai Koordinator Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
1.      Pengertian Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Suatu sekolah tidak dibenarkan mengisolasi diri dari masyarakat. Sekolah tidak boleh menutup diri terhadap masyarakat sekitarnya, ia tidak boleh melaksanakan idenya sendiri dengan tidak mau tahu akan aspirasi-aspirasi masyarakat. Sekolah tidak boleh bersikap dan berlaku demikian, sebab pada hakekatnya ia adalah milik masyarakat. Masyarakat menginginkan sekolah itu berdiri di daerahnya untuk meningkatkan perkembangan putra-putra mereka. Masyarakat juga menginginkan agar sekolah bisa memberi pengaruh positif terhadap perkembangan masyarakat baik langsung maupun tidak langsung. Untuk maksud ini masyarakat siap mendukung usaha-usaha sekolah di daerahnya.
Sekolah adalah merupakan sistem terbuka terhadap lingkungannya termasuk masyarakat pendukungnya. Sebagai sistem terbuka sudah jelas ia tidak dapat mengisolasi diri, sebab bila hal ini ia lakukan berarti ia menuju ke ambang kematian, akibat menentang kewajaran hukum alam. Sebagai sistem terbuka, sekolah selalu membukakan pintu terhadap kehadiran warga masyarakat, terhadap ide-ide mereka, terhadap kebutuhan-kebutuhan mereka, dan terhadap nilai-nilai yang ada di masyarakat. Sebaliknya masyarakat juga membuka diri untuk dimasuki oleh aktivitas-aktivitas sekolah. Sekolah juga dapat belajar dari masyarakat, guru-guru dan para siswa dapat mencari pengalaman, belajar dan praktek di masyarakat. Antara sekolah dan masyarakat terjadi komunikasi dua arah untuk bisa saling memberi dan saling menerima.
Masyarakat dalam arti sempit di sini adalah masyarakat di lingkungan sekolah itu sendiri, sedangkan dalam arti luas yaitu masyarakat dalam negara dan bahkan bila diperlukan dapat dihubungkan dengan masyarakat Internasional. Sekolah-sekolah pada umumnya lebih banyak menghubungkan diri dengan masyarakat dalam arti sempit ialah masyarakat setempat, sebab fungsi sekolah yang pertama adalah melayani kebutuhan masyarakat setempat.
Hubungan dengan masyarakat berarti komunikasi sekolah dengan masyarakat, ialah mengkomunikasikan masalah-masalah pendidikan baik yang bersumber dari sekolah maupun yang bersumber dari masyarakat. Komunikasi inilah merupakan pintu-pintu keterbukaan sekolah terhadap masyarakat, pintu-pintu yang menghubungkan sekolah sebagai sistem dengan masyarakat sebagai suprasistemnya.
Komunikasi itu merupakan lintasan dua arah yaitu dari arah sekolah ke masyarakat dan dari arah masyarakat ke sekolah. Kedua kelompok kehidupan itu saling memberi informasi, berpartisipasi membina pendidikan. Jones (1969:388) menyambut hubungan dengan masyarakat itu sebagai hubungan dua arah tempat memadu ide antara sekolah dengan masyarakat untuk melahirkan saling pengertian. Ide-ide tentang pendidikan tidak selalu datang dari sekolah. Lagi pula tidak semua ide sekolah itu dapat diterima oleh masyarakat sebagai pemilik sekolah. Masyarakat yang mempunyai kepentingan terhadap pendidikan putra-putranya seringkali punya ide tertentu yang dapat dimanfaatkan oleh sekolah.
Dari uraian-uraian di atas dapat dipahami bahwa hubungan dengan masyarakat bagi suatu sekolah adalah hubungan dua arah antara sekolah dengan masyarakat untuk memusyawarahkan ide-ide dan informasi-informasi tertentu yang berguna bagi peningkatan pendidikan. Hubungan dengan masyarakat didasarkan kepada ketentuan bahwa (1) masyarakat adalah salah satu penanggung jawab sekolah, (2) proses belajar serta media pendidikan juga terjadi dan ada di masyarakat, dan (3) masyarakat menaruh perhatian terhadap pendidikan putra-putranya.

2.      Manfaat  Serta Fungsi Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Manfaat hubungan sekolah dengan masyarakat dapat diuraikan sebagai berikut:
Bagi Sekolah
Bagi Masyarakat
1.      Memperbesar dorongan, mawas diri.
2.       Memudahkan memperbaiki pendidikan.
3.       Memperbesar usaha meningkatkan profesi staf.
4.       Konsep masyarakat tentang guru menjadi benar.
5.       Mendapatkan koreksi dari kelompok penuntut.
6.       Mendapat dukungan moral dari masyarakat.
7.       Memudahkan meminta bantuan dan material dari masyarakat.
8.       Memudahkan pemakaian media pendidikan di masyarakat.
1.       Tahu hal-hal persekolahan dan inovasi-inovasinya.
2.       Kebutuhan-kebutuhan masyarakat tentang pendidikan lebih mudah diwujudkan.
3.       Menyalurkan kebutuhan berpartisipasi dalam pendidikan.
4.       Melakukan tekanan/tuntutan terhadap sekolah.
Sedangkan fungsi hubungan sekolah dengan masyarakat adalah sebagai berikut:
a         Sekolah sebagai lembaga pembaharu (agent of change), yang mengintrodaksi perubahan  pengetahuan,  cara  berpikir,  pola  hidup,  kebiasaan  dan  tata  cara pergaulan, dan sebagainya.
b        Sekolah sebagai lembaga seleksi (selecting agency), yang memilih/membeda-bedakan  anggota  masyarakat  menurut  kemampuan  dan  potensinya  dalam memberikan  pembinaan  sesuai  dengan  kemampuan  itu,  agar  setiap individu/anggota  masyarakat  dapat  dikembangkan  dan  dimanfaatkan  potensinya semaksimal mungkin.
c         Sekolah sebagai lembaga peningkat (class leveling agency), yang membantu  meningkatkan  taraf  sosial  warga  negara  dan  dengan  demikian  mengurangi/menghilangkan perbedaan “kelas” dalam masyarakat.
d        Sekolah  sebagai  lembaga  asimilasi  (assimilating  agency),  yang  berusaha mengurangi/menghilangkan  perbedaan-perbedaan  atas  tradisi,  adat  dan kebudayaan, sehingga terdapat usaha penyesuaian diri yang lebih besar dalam persatuan dan kesatuan bangsa.

3.      Tujuan Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Mengenai hubungan sekolah dengan masyarakat, T.Sianipar meninjau dari sudut kepentingan kedua lembaga tersebut, yaitu kepentingan sekolah dan kepentingan masyarakat itu sendiri. Ditinjau dari kepentingan sekolah, pengembangan penyelenggaraan hubungan sekolah dan masyarakat bertujuan untuk; (1). Memelihara kelangsungan hidup sekolah, (2) Meningkatkan mutu pendidikan di sekolah yang bersangkutan, (3) Memperlancar proses belajar mengajar, serta (4) Memperoleh dukungan dan bantuan dari masyarakat yang diperlukan dalam pengembangan dan pelaksanaan program sekolah.
Sedangkan jika ditinjau dari kebutuhan masyarakat itu sendiri, tujuan hubungannya dengan sekolah adalah untuk; (1) Memajukan dan meningkatkan kesejahteraan masyarakat, terutama dalam bidang mental-spiritual, (2) Memperoleh bantuan sekolah dalam memecahkan berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat, (3) Menjamin relevansi program sekolah dengan kebutuhan masyarakat, dan (4) Memperoleh kembali angota-anggota masyarakat yang makin meningkat kemampuannya.
Secara lebih konkret lagi, tujuan diselenggarakannya hubungan sekolah dengan masyarakat adalah; (1) Mengenalkan pentingnya sekolah bagi masyarakat, (2) Mendapatkan dukungan dan bantuan moril maupun finansial yang diperlukan bagi pengembangan sekolah, (3) Memberikan informasi kepada masyarakat tentang isi dan pelaksanaan program sekolah, (4) Memperkaya atau memperluas program sekolah sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat, serta (5) Mengembangkan kerjasama yang lebih erat antara keluarga dan sekolah dalam mendidik anak.
Menurut Elsbree dan McNally, bermacam-macam tujuan seperti dikemukakan di atas dapat dikelompokkan menjadi tiga tujuan pokok, yaitu:
a             Mengembangkan mutu belajar dan pertumbuhan anak-anak
Makin majunya konsep-konsep pendidikan menunjukkan kepada para pendidik, terutama guru-guru di sekolah, agar pendidikan dan pengajaran tidak lagi subject matter centered, tetapi hendaknya community life centered; tidak lagi berpusat pada buku, tapi berorientasi pada kebutuhan kehidupan di dalam masyarakat. Konsep pendidikan yang demikian mengandung implikasi-implikasi yang berhubungan dengan masyarakat, seperti antara lain:
b             Personil sekolah, terutama guru-guru, perlu mengetahui benar-benar kondisi masyarakat lingkungan hidup anak-anak yang sangat penting bagi program pendidikan seperti lingkungan alam tempat anak itu hidup, macam-macam masalah pendidikan yang timbul di dalam masyarakat itu, adat istiadat dan kepercayaan masyarakat, keadaan kehidupan dan ekonomi mereka, kesempatan dan sarana rekreasi bagi anak-anak.
c             Kepala sekolah dan guru-guru hendaknya selalu berusaha untuk dapat bekerja sama dan memenfaatkan sumber-sumber di dalam masyarakat yang diperlukan untuk memperkaya program sekolah. Dengan memandang masyarakat itu sebagai laboratorium untuk belajar, berarti penting bagi guru-guru untuk mengetahui fasilitas-fasilitas apa yang tersedia di dalam masyarakat yang diperlukan dalam belajar.
d            Sekolah hendaknya dapat bekerja sama dengan organisasi-organisasi dan instansi lain di dalam masyarakat yang mempunyai tugas dan kepentingan yang sama terhadap pendidikan anak-anak. Misalnya lembaga-lembaga keagamaan, organisasi kepramukaan, kesenian dan kesehatan. Semua itu dapat membantu pendidikan anak-anak, baik pendidikan di sekolah maupun pendidikan di luar sekolah.
e             Guru-guru hendaknya selalu mengikuti perkembangan masyarakat dan selalu siap memahami dan mengkaji sumber-sumber masyarakat yang dapat dimasukkan ke dalam rencana perkembangan pendidikan. Dengan demikian, dapat diharapkan bahwa bahan pengajaran yang diberikan kepada murid-murid bukanlah bahan yang statis dan using,melainkan merupakan bahan yang fungsional dan akurat bagi kebutuhan muridsekarang dan kehidupan yang akan datang.

Di dalam masyarakat yang demokratis, sekolah seharusnya dapat menjadikan dirinya sebagai pelopor dan pusat perkembangan bagi perubahan-perubahan masyarakat di dalam bidang-bidang kehidupan ekonomi, kebudayaan, teknologi dan sebagainya, ke tingkat yang lebih tinggi. Jadi dalam hal ini, bukan sekolah yang harus mengekor secara pasif kepada perkembangan masyarakat, tetapi sebaliknya sekolahlah yang justru yang harus mempelopori bagaimana dan kemana masyarakat itu harus dikembangkan. Seperti pernah dikemukakan oleh prof.Dr.Bachtiar Rifai dan Ir.S. Sudarmadi, M.Sc. dalam ulasannya mengenai sekolah pembangunan yang telah dirintis di Indonesia sejak tahun 1972 sebagai berikut: “Sekolah pembangunan harus dapat memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a.       Sesuai dengan asas pendidikan seumur hidup, sekolah hendaknya mempunyai dwifungsi yaitu mampu memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan nonformal,baik itu untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa baik pria maupun wanita.
b.      Sekolah hendaknya mempunyai kurukulum, metode mengajar, serta evaluasi dan program yang menyenangkan, merangsang dan cocok dengan tujuan pendidikan.
c.       Sekolah hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya dan berorientasi kepada pembangunan dan kemajuan.
d.      Sekolah hendaknya mempunyai mekanisme untuk menjamin terpeliharanya dialog yang kontinu antara sekolah-orang tua murid-masyarakat, dan juga dialog intrasekolah dan antar sekolah.
Dari apa yang dikemukakan di atas dapat ditarik kesimpulan bahwa, berbeda dengan sekolah-sekolah tradisional seperti yang kita miliki sekarang ini, sekolah pembangunan lebih merupakan community center atau lebih spesifik lagi, “pusat kegiatan belajar masyarakat”, walaupun tidak tertutup kemungkinan untuk memakai fasilitas-fasilitasnya untuk rekreasi, balai budaya, ataupun pertemuan dan rapat-rapat anggota masyarakat di sekitarnya.
Kemudian harus didukung dengan mengembangkan pengertian, antusiasme, dan partisipasi masyarakat. Hal tersebut penting, apalagi bagi masyarakat Indonesia. Yang pada umumnya masih belum begitu menyadari bahwa tugas dan tanggung jawab pendidikan anak-anak adalah juga tugas dan tanggung jawab masyarakat di samping sekolah dan pemerintah. Seperti pernah dikemukakan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dulu yang bernama Bapak Mashuri, SH  sebagai berikut: “Sekolah itu hendaknya merupakan bagian integral dari masyarakat sekitarnya. Sesuai dengan azas pendidikan seumur hidup, sekolah itu hendaknya mempunyai dwi fungsi: mampu memberikan pendidikan formal dan juga pendidikan informal, baik untuk para pemuda maupun untuk orang dewasa pria wanita”.
Dalam hubungannya dengan antusiasme dan partisipasi masyarakat terhadap pendidikan, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan pernah pula mengusulkan dalam salah satu tulisannya antara lain: “Azas pendidikan nasional Indonesia adalah pendidikan sepanjang umur hidup manusia, dari sejak lahir sampai meninggal, bagi semua jenis seks, umur, golongan, dan keyakinan.
Mengingat wadah yang tidak hanya berbentuk sekolah, tetapi juga dalam keluarga dan masyarakat pada umumnya, maka azas pendidikan nasional menetapkan pula, bahwa bentuk pendidikan yang kita manfaatkan melalui berbagai wadah itu tidak hanya bentuk pengajaran, tetapi juga tauladan, komunikasi, kelompok atau massa, dan sosialisasi pada umumnya.
4.      Peranan Pihak-pihak yang Terkait Hubungan antara Sekolah dan Masyarakat
Dalam kaitannya dengan hubungan sekolah dan masyarakat, ada beberapa pihak yang turut andil dalam pembentukan hubungan sekolah dan masyarakat, pihak-pihak tersebut antara lain:
a         Orang tua
Peranan orang tua dalam pelaksanaan hubungan sekolah dengan masyarakat, antara lain:
1)       Mendukung pelaksanaan belajar mengajar di sekolah.
2)       Berpartisipasi aktif dalam mensosialisasikan kegiatan sekolah di berbagai komunitas.
3)       Bersedia menjadi narasumber sesuai keahlian dan profesi yang dimiliki.
4)        Menginformasikan nilai-nilai positif dari pelaksanaan kegiatan di sekolah kepada masyarakat secara luas.
5)        Bekerjasama dengan anggota komite sekolah atau atau pihak lain dalam pengadaan sumber belajar.
6)        Aktif bekerja sama dengan guru dalam proses pembelajaran untuk anak yang berkebutuhan khusus.
7)        Aktif dalam memberikan ide/gagasan dalam rangka peningkatan kualitas pembelajaran.
b        Guru
Peranan guru dalam hubungan antara sekolah dengan masyarakat, antara lain:
1)        Berkomunikasi secara berkala dengan keluarga, yaitu: orang tua atau wali tentang kemajuan anak mereka dalam belajar dan berprestasi.
2)        Bekerjasama dengan masyarakat untuk menjaring anak yang tidak bersekolah, mengajak dan memasukkannya ke sekolah.
3)        Menjelaskan manfaat dan tujuan sekolah kepada orang tua peserta didik.
4)        Mempersiapkan anak agar berani berinteraksi dengan masyarakat sebagai bagian dari kurikulum, seperti mengujungi museum, memperingati hari-hari besar keagamaan dan Nasional.
5)        Mengajak orang tua dan anggota masyarakat terlibat di kelas.
c         Komite sekolah
Komite Sekolah merupakan nama baru pengganti Badan Pembantu Penyelenggara Pendidikan (BP3). Komite Sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan, baik pada pendidikan pra sekolah, jalur pendidikan sekolah maupun jalur pendidikan di luar sekolah (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
Secara kontekstual, peran Komite Sekolah sebagai:
1)      Pemberi pertimbangan (advisory agency) dalam penentuan dan pelaksanan kebijakan pendidikan di satuan pendidikan.
2)      Pendukung (supporting agency), baik yang berwujud finansial, pemikiran, maupun tenaga dalam penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan
3)      Pengontrol (controlling agency) dalam rangka transparansi dan akuntabilitas penyelenggaraan dan keluaran pendidikan di satuan pendidikan.
4)      Mediator antara pemerintah (eksekutif) dengan masyarakat di satuan pendidikan (Kepmendiknas nomor: 044/U/2002).
Depdiknas dalam bukunya Partisipasi Masyarakat, menguraikan tujuh peranan Komite Sekolah terhadap penyelenggaraan sekolah, yakni:
1)      Membantu meningkatkan kelancaran penyelenggaraan kegiatan belajar-mengajar di sekolah baik sarana, prasarana maupun teknis pendidikan.
2)      Melakukan pembinaan sikap dan perilaku siswa. Membantu usaha pemantapan sekolah dalam mewujudkan pembinaan dan pengembangan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, pendidikan demokrasi sejak dini (kehidupan berbangsa dan bernegara, pendidikan pendahuluan bela negara, kewarganegaraan, berorganisasi, dan kepemimpinan), keterampilan dan kewirausahaan, kesegaran jasmani dan berolah raga, daya kreasi dan cipta, serta apresiasi seni dan budaya.
3)      Mencari sumber pendanaan untuk membantu siswa yang tidak mampu.
4)      Melakukan penilaian sekolah untuk pengembangan pelaksanaan kurikulum, baik intra maupun ekstrakurikuler dan pelaksanaan manajemen sekolah, kepala/wakil kepala sekolah, guru, siswa, dan karyawan.
5)      Memberikan penghargaan atas keberhasilan manajemen sekolah.
6)      Melakukan pembahasan tentang usulan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS).
7)      Meminta sekolah agar mengadakan pertemuan untuk kepentingan tertentu (Depdiknas, 2001:17).
d        Kepala sekolah
Peranan kepala sekolah dalam hubungan sekolah dengan masyarakat antara lain:
1)        Mengatur hubungan sekolah dengan orang tua siswa.
2)        Memelihara hubungan baik dengan BP3.
3)        Memelihara dan mengembangkan hubungan sekolah dengan lembaga-lembaga lain, baik pemerintah maupun swasta.
4)        Memberi pengertian kepada masyarakat tentang fungsi sekolah melalui bermacam-macam media komunikasi.
5)        Mencari dukungan dari masyarakat. Dukungan yang diperlukan meliputi:
a)      Personil, seperti : tenaga ahli, konsultan, guru, orang tua, pengawas dan sebagainya.
b)      Dana yang diperlukan untuk mendukung tersedianya fasilitas, perlengkapan dan bahan-bahan pengajaran yang lain.
c)      Dukungan berupa informasi, lembaga dan sikap politis.
d)     Memanfaatkan sumber-sumber daya yang diperoleh secara tepat, sehingga mampu meningkatkan proses mengajar dan belajar.
e         Supervisor
Kepala sekolah beserta supervisor memegang kunci akan keberhasilan mengadakan hubungan dengan masyarakat. Para supervisor adalah partner kepala sekolah yang mempunyai kedudukan sama dalam masalah-masalah supervisi. Oleh karena itu hubungan dengan masyarakat yang berkenaan dengan usaha meningkatkan mutu pendidikan di sekolah ditangani bersama kepala sekolah dan para supervisor.
Peranan supervisor dalam mengadakan hubungan dengan masyarakat, yaitu:
1)       Membantu kepala sekolah merencanakan program hubungan sekolah dengan masyarakat.
2)        Membantu kepala sekolah meningkatkan atau mengembangkan program tersebut.
3)        Membina staf mengisi program hubungan dengan masyarakat secara baik.
4)        Membantu kepala sekolah mengadakan kontak-kontak hubungan dengan:  (1) Dewan penasihat atau yayasan, (2) Organisasi atau orang tua siswa, (3) Kelompok-kelompok penuntut di masyarakat, (4) Sekolah-sekolah dan perguruan-perguruan tinggi, (5) Majikan-majikan pemakai tenaga kerja, serta  (6) Individu-individu yang berkepentingan.
5)        Membantu kepala sekolah menilai program dan pelaksanaan hubungan dengan masyarakat.
Antara peranan kepala sekolah dan peranan supervisor terdapat beberapa persamaan dan perbedaan. Kesamaannya adalah kedua-duanya mengadakan hubungan dengan badan atau instansi-instansi dinas di atas sekolah, yang satu menekankan kepada instansi-instansi di atas sekolah sedang yang satunya kepada badan penanggung jawab pendidikan sekolah itu. Kesamaan yang kedua antara peranan kepala sekolah dengan peranan supervisor dalam hubungan dengan masyarakat ialah dalam mengadakan kontak-kontak hubungan. Kalau kepala sekolah menekankan kepada kontak-kontak hubungan secara individual, maka supervisor menitikberatkan kepada pemberian informasi tentang performan para siswa baik secara individual maupun secara kelompok.
5.      Prinsip Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Untuk mencapai tujuan kerja sama sekolah dengan masyarakat, ada beberapa prinsip sebagai pedoman untuk melaksanakannya, yaitu yang dikemukakan oleh Elsbree (Soetopo : 1982) :
a         Ketahuilah apa yang Anda yakini. Dalam hal ini, merupakan tugas kepala sekolah untuk mengembangkan filsafat pendidikan yang menjadi dasar dan tujuan pendidikan di sekolah agar guru-guru dan staf tata usaha sadar akan apa yang dikerjakan di sekolah sehingga tidak ada kesimpang siuran dalam pelaksanaan pendidikan dan pengajaran.
b        Laksanakanlah program pendidikan dengan baik dan bersahabat dengan masyarakat. Maksudnya, untuk mencapai kerja sama dan memperoleh bantuan dari masyarakat, buatlah program belajar bagi anak-anak sebaik mungkin, buatlah sekolah yang dapat menciptakan suasana yang bahagia dan situasi belajar yang menggairahkan bagi murid. Dan sekolah hendaknya melayani setiap orang yang datang ke sekolah itu secara bersahabat.
c         Ketahuilah masyarakat Anda. Masyarakat sekolah hendaknya benar-benar mengetahui keadaan masyarakat di daerah itu, baik sifat dan problemnya maupun sumber-sumber yang ada dalam masyarakat tersebut.
d        Adakan survey mengenai masyarakat di daerah tertentu. Survey itu perlu untuk menghimpun informasi yang meliputi aspek kehidupan masyarakat dan kondisinya. Pengenalan dalam masyarakat merupakan bahan dalam penyusunan hasil survey yang membantu anak-anak dadlam meningkatkan keingintahuan tentang orang-orang yang ada di sana, kejadian-kejadian, masa depan masyarakat, dan membangkitkan minat anak-anak untuk mengadakan penelitian tentang kesejahteraan masyarakat tersebut dan juga akan terbukanya pintu untuk kerja sama antara sekolah, orang tua, dan masyarakat.
e         Bahan-bahan dokumen. Dalam menyelidiki dan mempelajari keadaan masyarakat itu melalui dokumen-dokumen dari sumber-sumber seperti kantor sensus, lembaga-lembaga ilmiah, dan sebagainya.
f         Keanggotaan dalam organisasi masyarakat. Banyak faedah dan tujuan yang akan diperoleh dari sekolah, tidak hanya mengetahui dari luar tetapi juga dari dalamdengan jalan menjadi anggota dari organisasi kepemudaan kebudayaan, dan sebagainya. Tujuan masuk organisasi bukan merumuskan sekolah tetapi cara bagaimana mereka dapat mengerti kepentingan sekolah serta turut membantu sekolah.
g        Adakan kunjungan ke rumah. Banyak tujuan dan faedah yang akan diperoleh dari kunjungan guru ke rumah orang tua murid, baik untuk tujuan proses perkembangan anak maupun untuk menghimpun informasi tentang masyarakat di daerah tersebut.
h        Layani masyarakat di daerah Anda. Sekolah melayani anak-anak dari masyarakat melalui pendidikan dan pengajaran, tetapi sekolah akan menjadi lebih baik bila dijadikan pusat kegiatan masyarakat. Misalnya pada suatu sekolah ada perpustakaan untuk masyarakat, tempat pertemuan, dan sebagainya. Sedangkan pengaturan kegiatan tersebut direncanakan dan dilaksanakan bersama.
i          Doronglah masyarakat untuk melayani sekolah. Ada beberapa prinsip penggunaan masyarakat untuk mencapai atau melayani sekolah, yaitu:
1)      Adakanlah hubungan yang baik dengan tokoh-tokoh dalam masyarakat yang dapat memberi bantuan berupa materi, tenaga, dan waktu demi kepentingan sekolah.
2)      Mohon bantuan pada pendidik dalam masyarakat untuk melayani sekolah.
3)      Memajukan program belajar anak-anak dan tingkatan mutu belajar melalui kemampuan dan pelayanan tokoh-tokoh masyarakat tapi pelaksanaan program tersebut hendaknya direncanakan dan diatur dengan baik.
6.      Teknik Hubungan Sekolah dan Masyarakat
Menurut Soekarto Indra Fachrudi (1989:246), mengungkapkan ada 11 teknik yang dapat dilakukan untuk memberikan gambaran tentang sekolah yang perlu diketahui oleh masyarakat. Teknik-teknik tersebut antara lain meliputi:
a         Laporan kepada orang tua murid
Laporan yang diberikan oleh sekolah kepada masyarakat berisi laporan tentang kemajuan anak, aktivitas anak di sekolah, kegiatan sekolah sendiri, dan segala sesuatu yang terjadi di sekolah sehubungan dengan pendidikan anak ddi sekolah. Laporan ini dapat dilakukan sekali dalam tiga atau empat bulan, semesteran atau tahunan. Laporan tersebut tidak hanya berupa data, angka-angka akan tetapi menyangkut inframasi yang bersiafat diagnostik. Artinya dalam laporan tersebut dicantumkan juga kelebihan dan kelemahan anak, disertai dengan jalan pemecahan yang kiranya dapat dilakukan orang tua dalam ikut membantu kesuksesan belajar anak.
b        Buletin Bulanan
Buletin bulanan dapat diusahakan oleh guru, staf sekolah , dan para orang tua yang dapat diterbitkan satu bulan sekali. Bahkan dapat juga melibatkan murid, sambil memberikan latihan dan membentuk kader dari pihak murid.
Isi buletin bulanan ini adalah tentang kegiatan sekolah, artikel-artikel guru dan murid (bisa juga artikel dari orang tua murid), pengumuman- pengumuman sekolah, berita-berita sekolah, dan berita-berita masyarakat yang perlu diketahui sekolah dan lain sebagainya.
Disamping jalur di atas, sekolah dapat pula menerbitkan”booklets”, yaitu buku kecil yang diberikan kepada keluarga yang anaknya yang sekolah ditempat itu, atau orang tua yang akan memasukkan anaknya di sekolah itu. Isi ”booklets” adalah petunjuk cara belajar di sekolah yang bersangkutan, fasilitas sekolah, kurikulum yang dipakai, keadaan sekolah dan sejarahnya. Pengurus sekolah dan pengurus OSIS, kemajuan dan aktivitas sekolah selama ini dan program kerja sekolah pada saat itu.
c         Penerbitan Surat Kabar
Apabila dimungkinkan, sekolah dapat menerbitkan surat kabar sekolah. Isinya menyangkut segala aspek yang menunjang kesuksesan program pendidikan. Artikel-artikel yang dimuat pun harus berkaitan dengan dunia pendidikan sesuai dengan bidang yang dipelajari anak didik. Berita-berita yang dimuat hendaknya juga berita-berita yang memiliki nilai didik.
”The Twenty Eight Years Book of American Association of School Administration” menyarankan 10 masalah yang hendaknya dimasukkan dalam surat kabar sekolah yaitu: (a) Kemajuan dan kesejahteraan murid, (b) Program pengajaran sekolah, (c) Pelayanan bimbingan dan penyuluhan, (4) Tata-tertib dan kehadiran di sekolah, (5) Tenaga yang bekerja di sekolah, (6) Anggota staf sekolah dan alumni, (7) Program pengadaan dan pemeliharaan rumah sekolah, (8) Biaya dan sistem administrasi sekolah, (9) Perkumpulan orangtua murid dan guru, dan (10) Aktivitas murid.
d        Pameran Sekolah
Pameran sekolah merupakan metode yang sangat efektif untuk memberikan gambaran tentang keadaan sekolah dengan berbagai hasil aktivitasnya. Masyarakat dapat melihat secara langsung keadaan sekolah dengan mengunjungi pameran tersebut.
Tempat penyelenggaraan pameran dapat di dalam kelas atau di luar kelas, yaitu di halaman sekolah. Bahkan dapat juga dilakukan di luar sekolah. Tentu saja yang terakhir ini memerlukan pengelolaan yang lebih rumit. Barang-barang yang dipamerkan dapat berupa hasil karya siswa dan guru, alat-alat peraga dan hasil panenan kebun atau sawah (bila ada). Termasuk juga hasil karya para guru perlu dipamerkan.
e         Open House
Open House merupakan suatu metode mempersilakan masyarakat yang berminat untuk meninjau sekolah serta mengobservasi kegiatan dan hasil kerja murid dan guru yang diadakan pada waktu yang telah terjadwal. Pada saat itulah masyarakat dapat melihat secara langsung proses belajar mengajar yang berlangsung di sekolah itu. Dari gambaran ini, masyarakat dapat memberikan penilaian atas pelaksanaan pendidikan di sekolah tersebut.
f         Kunjungan ke sekolah (school visitation)
Kunjungan orang tua murid ke sekolah pada saat pelajaran berlangsung yang dimaksudkan agar para orang tua murid berkesempatan melihat anak-anaknya pada waktu mengikuti pelajaran. Bagus kiranya apabila setelah orang tua mengadakan kunjungan ini kemudian diadakan diskusi untuk memecahkan masalah yang timbul menurut pengamatan para orang tua. Kunjungan ke sekolah ini dapat dilaksanakan sewaktu-waktu, sehingga mereka dapat melihat kewajaran yang terjadi di sekolah itu.
g        Kunjungan ke rumah murid (home visitation)
Kunjungan ke rumah murid dilakukan untuk melihat latar belakang kehidupan murid di rumah. Penerapan metode ini akan mempererat hubungan antara sekolah dengan orang tua murid, di samping dapat menjalin silaturrahmi antara guru dengan orang tua murid. Masalah-masalah yang dihadapi murid di sekolah dapat dibicarakan secara kekeluargaan dan persahabatan intim. Guru yang berkunjung ke rumah orang tua murid harus bersikap bijaksana, hati-hati dan ramah tamah, terutama dalam menanggapi problema yang dikemukakan oleh orang tua.
Kunjungan ke rumah orang tua murid harus direncanakan dan harus mengemban kepentingan sekolah. Jadi tidak boleh dipakai untuk kepentingan anak didik. Kecuali diadakan kunjungan oleh guru yang tidak direncanakan oleh sekolah, kemudian dalam percakapan diperbincangkan masalah siswa. Cara ini kadang-kadang yang membawa hasil yang sangat memuaskan.
h        Melalui penjelasan oleh staf sekolah
Kepala sekolah hendaknya berusaha agar semua personal sekolah turut aktif mengambil bagian dalam mensukseskan program hubungan sekolah dengan masyarakat. Para personal sekolah dapat memberikan penjelasan kepada masyarakat tentang kepentingan sekolah, organisasi sekolah dan semua kegiatan sekolah.
Kepala sekolah dapat menanamkan loyalitas para staf dengan mengikutsertakan mereka bekerja. Mereka harus berpegang teguh pada etika jabatan. Hendaklah kepala sekolah juga mendorong para staf sekolah untuk menyebarkan kebaikan tentang sekolah dan mendudukkan kebaikan yang sebenarnya apabila sekolah mendapatkan kritik dari pihak luar. Inilah yang dinamakan cinta almamater.
i          Gambaran Keadaan Sekolah Melalui Murid.
Murid dapat juga didorong untuk memberikan informasi kep- mengenada masyarakat tentang keadaan sekolah. Jangan sampai bahkan menyebarkan isu-isu yang tidak baik mengenai sekolah kepada masyarakat. Apabila sekolah memiliki pemancar radio maka media ini dapat dimanfaatkan agar murid berbincang bincang dalam siaran mengenai situasi sekolah.
j          Melalui Radio dan Televisi
Radio dan televisi memiliki daya yang kuat untuk menyebarkan pengaruh melalui informasi yang disiarkannya. Radio dan televisi cepat sekali membentuk ”public opinion” yang sangat dibutuhkan dalam program hubungan sekolah dengan masyarakat ini.
Melalui radio dan televisi, masyarakat akan lebih mengenal situasi dan perkembangan sekolah. Melalui radio dan televisi sekolah dapat menyampaikan berita-berita dan pengumuman-pengumuman yang berkaitan dengan penyelenggaraan pendidikan, termasuk apabila ada permohonan sumbangan dari pihak sekolah. Hal ini untuk menghindari tipuan yang sering dlakukan oleh anak kepada orang tua, bahwa anak minta uang iuran yang sebenarnya tidak ditarik oleh sekolah.
k        Laporan Tahunan
Laporan tahunan disusun oleh kepala sekolah untuk diberikan kepada penilik sekolah atau kepada Kantor Departemen Pendidikan dan Kebudayaan yang membawanya atau kepada atas
an langsungnya. Kepala sekolah dapat menugaskan kepada stafnya atau langsung dia sendiri memberikan informasi tersebut yang berkenaan dengan isi laporan tahunannya. Isi laporan tahunan tersebut antara lain mencakup: kegiatan yang telah dilakukan, kurikulum, personalia, anggaran dan situasi murid.


7.      Jenis Hubungan Sekolah dengan Masyarakat
Banyak orang mengartikan hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu dalam pengertian yang sempit. Mereka berpendapat bahwa hubungan kerjasama itu hanyalah dalam hal mendidik anak belaka. Padahal, hubungan kerjasama antara sekolah dan masyarakat itu mengandung arti yang lebih luas dan mencakup beberapa bidang. Sudah barang tentu bidang-bidang yang ada hubungannya dengan pendidikan anak-anak dan pendidikan masyarakat pada umumnya.
Kami berpendapat bahwa hubungan kerjasama sekolah dan masyarakat itu dapat digolongkan menjdi tiga jenis hubungan, yaitu:
a         Hubungan edukatif
Hubungan edukatif adalah hubungan kerjasama dalam hal mendidik anak/murid, antara guru di sekolah dan orang tua di dalam keluarga. Adanya hubungan ini dimaksudkan agar tidak terjadi perbedaan prinsip atau bahkan pertentangan yang dpat mengakibatkan keraguan pendirian dan sikap pada diri anak. Antara sekolah yang diwakili oleh guru dan orang tua tidak saling berbeda atau berselisih paham, baik tentang norma-norma etika maupun norma-norma sosial yang hendak ditanamkan kepada anak didik mereka.
b        Hubungan kultural
Hubungan kultural adalah kerjasama antara sekolah dan masyarakat yang memungkinkan adanya saling membina dan mengembangkan kebudayaan masyarakat tempat sekolah itu berada. Kita mengetahui bahwa sekolah merupakan suatu lembaga yang seharusnya dapat dijadikan barometer bagi murid-muridnya. Kehidupan, cara berpikir, kepercayaan, kesenian, adat istiadat dari masyarakat.Bahkan yang lebih diharapkan adalah hendaknya sekolah itu dapat merupakan titik pusat dan sumber tempat terpencarnya norma-norma kehidupan (norma agama, etika, sosial, estetika, dan sebagainya) yang baik bagi kemajuan masyarakat yang selalu berubah dan berkembang maju. Jadi, bukanlah sebaliknya sekolah hanya mengintroduksikan apa yang hidup dan berkembang di masyarakat.
c         Hubungan institusional
Hubungan institusional yaitu hubungan kerjasama antara sekolah dengan lembaga-lembaga atau instansi-instansi resmi lain, baik swasta maupun pemerintah, seperti hubungan kerjasama antara sekolah dengan sekolah-sekolah lain, dengan kepala pemerintahan setempat, jawatan penerangan, jawatan pertanian, perikanan dan peternakan, dengan perusahaan-perusahaan negara atau swasta yang berkaitan dengan perbaikan dan perkembangan pendidikan pada umumnya.
Sekolah sebagai lembaga pendidikan yang mendidik anak-anak yang nantinya akan hidup sebagai anggota masyarakat yang terdiri atas bermacam-macam golongan, jabatan, status sosial, dan bermacam-macam pekerjaan, sangat memerlukan adanya hubungan kerjasama itu. Dengan adanya hubungan ini sekolah dapat meminta bantuan dari lembaga-lembaga lain, baik berupa tenaga pengajar, pemberi ceramah tentang hal-hal yang berkaitan dengan pengadaan dan pengembangan materi kurikulum maupun bantuan yang berupa fasilitas serta alat-alat yang diperlukan bagi kelancaran program sekolah.










































Pidarta, Made. 1992. Pemikiran Tentang Supervisi Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Purwanto, M. Ngalim. 1990. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.

Soetopo, Hendyat dan Wasty Sumanto. 1982. Pengantar Operasional Administrasi Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional.

Wijono. 1989. Administrasi dan Supervisi Pendidikan. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan.

http:// http://www.idp-europe.org/toolkit/Buku-2.pdf, diakses 26 Februari 2009.

Setiawan, Yasin. 2009. http://siaksoft.net/?p=560, diakses 26 Februari 2009.

Trimo. 2008. Peranan Komite Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Pendidikan, (online),( http://re-searchengines.com/trimo80708.html).

Akhir, Ibnu. 2008. Hubungan Sekolah Dengan Masyarakat, (Online), (http://khairuddinhsb.blogspot.com/2008/07/hubungan-sekolah-dengan-masyarakat.html).

Misna. 2000. Profil Kepala Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri Kodya Bukittinggi. Skripsi. Program S1 Universitas Negeri Padang. Padang

Mulyasa, E. 2011. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: Rosda
Prihatin, Eka. 2011. Teori Administrasi Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sagala, Syaiful. 2008. Administrasi Pendidikan Kontemporer. Bandung: Alfabeta
Wahjosumidjo. 2011. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Grafindo Persada.


Taufiq Mauliadi
Taufiq Mauliadi Adalah seorang penulis di guruasik.com, yang suka mempelajari hal-hal baru yang berkaitan dengan teknologi, toturial, android, ilmu pendidikan di era digital, membutuhkan ketelitan dan kesabaran untuk menggapai semua yang saya impikan

Post a Comment for "Kepala Sekolah Sebagai Administrator Dan Koordinator HBS"